Thursday 30 December 2010

Wacana Sistem Poin

Ditulisnya hari Kamis, jam 09.10 di komputer ruang piket di sekolah tempat saya bekerja SMA SMK Assalaam Bandung. Kebetulan saya sedang mud menulis dan kebetulan juga blog ini sudah lama ga saya tulis sesuatu. Kangen juga nulis di blog.
Ketika sedang melaksanakan piket hari libur..
Saat itu pula, Si Kuya sedang sidang di UPI sana.
Maaf, saya melaksanakan tugas dulu ya, baru saya susul kesana,,hehe..Semangaat...!!!

Hwaa,, intermezonya terlalu panjang, siap-siap balik ke judulnya.
Ya, sistem poin..
Ada yang udah pernah denger ga apa itu sistem poin..??Sistem poin yang diberlakukan di suatu sekolah mengenai pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan..Jadi, setiap siswa yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan poin. Poin-poin yang diberikan tergantung kepada berat tidaknya pelanggaran yang dilakukan. Ketika siswa sudah mendapatkan akumulasi 100 poin, maka siswa tersebut dikenakan sangsi yang superberat, yaitu di Drop Out (DO) dari sekolah.

Saya pernah tau sistem poin ini.
Hmm.. saya ingat-ingat dulu.. Dulu,, saya pernah mengalami sistem poin di sekolah saya yang dulu ketika SMP. Namun, penerapan sistem poin ini tidak berlangsung lama, hanya bertahan selama satu tahun dan tidak diberlakukan lagi pada tahun-tahun berikutnya.
Entah kenapa diberhentikan, saya juga kurang faham. Mungkin sistem ini tidak cocok diberlakukan di SMP saya dulu atau mungkin adanya kurang kerjasama antar semua elemen terkait.

Waktu kemarin hari Selasa tanggal 27 Desember 2010, di sekolah tempat saya bekerja sekarang mengadakan pelatihan IHT (In House Training). Pelatihan ini (yang saya tangkap ya) pelatihan untuk bagaimana membuat Perangkat Pembelajaran yang efektif dan efisien, termasuk bagaimana cara membuat silabus dan RPP yang sesuai dengan aturan Diknas dan dipersiapkan juga untuk bahan akreditasi nantinya, supaya sudah siap administrasinya. Gitu mungkin yah yang saya tangkap.. Tangkaaaapppp,,kaya bola aja,, hahaha...
Saya ikut pelatihan tersebut, tetapi saya hanya bisa mendengarkan dan menyimak saja apa yang disampaikan emateri, lumayan buat nambah-nambah ilmu. Sebenarnya, saya mah ga usah bikin silabus dan RPP sih,, makannya saya hanya bengong dan diam memperhatikan saja tetapi tidak membuat.

Hey, pasti pada bertanya ya kenapa saya tidak membuat silabus dan RPP padahal saya juga kan sebagai tenaga kependidikan di sekolah..??
Hehe,, ya saya tidak membuat silabus dan RPP soalnya jabatan saya disini adalah sebagai guru BK,, bahasa kerennya sebagai konselor sekolah.. hehe..
Kalo untuk Bimbingan dan KOnseling, memang tidak mengenal yang namanya RPP, tetapi istilah yang ada di kita yaitu SKLBK (Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling).

Nah, saat itu semua guru diwajibkan untuk membuat satu RPP yang berisi 1 KD (Kompetensi Dasar) dan langsung dikumpulkan. Ketika itu saya jadi bingung, "Trus, saya ngapain..??kan ga mungkin buat RPP". Saya tanya kepala sekolah, dan memang tidak usah, membuat Program Bimbingan dan SKLBK saja katanya, dan memang sudah saya buat sih kalo itu. Alhasil, saya diminta Kepala Sekolah, baik SMA maupun SMK untuk membuat suatu rancangan penggunaan sistem poin untuk mengatasi pelanggaran-pelanggaran siswa yang terjadi di sekolah.(Sebenernya ga nyambung juga c dari RPP ke sistem poin). :-D
"Tolong Bu Ega bikin konsepnya, nanti hasilnya kita diskusikan bersama para PKS", itu kalimat yang saya ingat terucap dari Kepala Sekolah SMA. Dan saya meng"iya"kannya, meskipun ada rasa ketakutan tidak bisa mengerjakannya, hehe..

Hmm, sepertinya ini udah kepanjangan ya ceritanya, padahal saya masih mau nulkis lagi.. (tumben.. lagi rajin). Segini dulu disini,,lanjut ke berikutnya..

0 comments:

Post a Comment

 

KuraKura_Cantik'z House Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon